Ditulis oleh RR Rochma Dian Anggrainy S.Pd.
(Guru Bahasa Prancis, SMKN 1 Kaligondang, Purbalingga)
Dalam era global sekarang ini setiap individu haruslah memiliki daya saing yang tinggi. Daya saing ini tidak hanya hard skill saja tetapi soft skill.
Hard skill meliputi ketrampilan atau ketrampilan khusus yang dibutuhkan untuk sebuah pekerjaan, misalnya ketrampilan mendesain, ketrampilan mengoprasikan komputer dan lain sebagainya. Hard skill ini bisa dipelajari di sekolah ataupun mengikuti kursus dan hasil belajar kita dapat dibuktikan dengan ijazah atau sertifikat.
Sedangkan soft skill adalah kemampuan yang lebih merujuk pada karakteristik seseorang, kemampuan individu dalam bersosial, berkomunikasi, serta kemampuan beradaptasi dalam kehidupan maupun dalam dunia kerja.
Untuk memiliki soft skill yang baik, sejak dini anak harus dibekali dengan pendidikan karakter. Pendidikan karakter adalah adalah suatu sistem pendidikan yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai karakter tertentu kepada peserta didik yang di dalamnya terdapat komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, serta tindakan untuk melakukan nilai-nilai tersebut.
- Pengertian Pendidikan Karakter
Menurut Kemdiknas (2010), pendidikan karakter diselenggarakan dalam rangka untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik supaya menjadi manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, sehat, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Adapapun beberapa pendapat mengenai pendidikan karakter menurut para ahli adalah sebagai berikut :
- Pendidikan karakter menurut T. Ramli adalah pendidikan yang mengedepankan esensidan makna terhadap moral dan akhlak sehingga hal tersebut akan mampu membentuk pribadi peserta didik yang baik.
- Thomas Licksona menjelaskan bahwa pendidikan karakter adalah suatu usaha yang disengaja untuk membantu seseorang sehingga dapat memahami, memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai etika inti.
- John W. Santrock mengungkapkan bahwa pendidikan karakter adalah pendidikan yang dilakukan dengan pendekatan langsung kepada peserta didik untuk menanamkan nilai moral dalam upaya mencegah perilaku yang dilarang.
- Elkind menyatakan bahwa pendidikan karakter adalah suatu metode pendidikan yang dilakukan oleh tenaga pendidik untuk mempengaruhi murid. Dalam hal ini terlihat bahwa guru bukan hanya mengajarkan materi pelajaran tetapi juga mampu menjadi seorang teladan.
Dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah pendidikan yang mengajari, membimbing peserta didik untuk membentuk karakter dan akhlak mulia.
- Manfaat Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter menjadi pilihan tepat untuk didapatkan oleh siswa di sekolah. Ini disebabkan karena arus globalisasi dan juga perkembangan teknologi yang sangat cepat. Hal ini bisa mempengaruhi dan memberikan dampak yang signifikan kepada perkembangan generasi penerus. Berikut merupakan manfaat penanaman pendidikan karakter di sekolah :
- Membentuk karakter siswa
Pendidikan karakter yang diberikan di sekolah dapat membentuk kepribadian yang tangguh, maju, mandiri, dan penuh rasa tanggung jawab
- Melatih mental dan moral
Dengan mental dan moral yang kuat maka akan tercipta suasana yang kondusif dan akan mencegah perpecahan. Hal ini juga dapat menghasilkan siswa yang tangguh dan bijaksana dalam menghadapi masalah di segala situasi.
- Disipiln
Dengan adanya pendidikan karakter maka hasil kegiatan akademik pun meningkat. Kehadiran siswa yang lebih baik, vandalism di sekolah semakin berkurang, berkurangnya masalah kedisiplinan dan penggunaaan zat terlarang.
- Mengetahui peluang dan bahaya lingkungan
Pendidikan karakter juga akan menjadi benteng dalam memerangi berbagai perilaku bahaya serta membantu menyiappkan anak dalam menghadapi banyak peluang dan bahaya yang bisa muncul di lingkungan masyarakat.
- Baik dalam mengambil keputusan dan bertanggung jawab
Seiring dengan berkembangnya moral dan kemampuan berpikir seseorang maka dia akan lebih bijaksana dalam mengambil keputusan dan memiliki rasa tanggung jawab yang besar atas keputusan yang diambilnya.
- Menciptakan generasi yang berintegrasi
Dengan karakter yang kuat akan menjadikan seorang individu menjadi lebih teguh dan kokoh dalam menjalani hidup. Hal ini penting sekali dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
- Kendala dalam Penerapan Pendidikan Karakter
Penanaman nilai karakter yang dilakukan oleh guru mengalami berbagai kendala. Sundari (2014) menyatakan terdapat beberapa kendala dalam penanaman nilai karakter pada siswa seperti keterbatasan waktu yang dimiliki oleh guru dalam mendidik siswa, perbedaan didikan antara lingkungan sekolah dan rumah yang mengakibatkan siswa tidak dapat mengembangkan karkater yang baik. Berikut penjabaran kendala dalam penerapan pendidikan karakter di sekolah:
- Dari pihak keluarga. Ruang lingkup pendidikan karakter pertama kali tentu harus ditanam melalui sebuah keluarga. Sebagai sekolah pertama bagi seorang anak, keluarga yang diperankan utamanya oleh kedua orang tua memiliki posisi sentral dalam mengintroduksi seorang anak kepada pendidikan karakter.
Namun dalam praktiknya, hal ini tidak mudah dilakukan. Pendidikan karakter erat hubungannya dengan nilai-nilai agama di tengah masyarakat. Sedangkan tipologi masyarakat Indonesia dalam memahami pendidikan karakter terbagi menjadi tiga kelas yaitu kelompok bawah, menengah, dan atas.
Kelompok bawah, mereka pada dasarnya tidak paham apa dan bagaimana pendidikan karakter ini. Mereka pun tidak ambil pusing untuk mengetahuinya. Ini terjadi karena kelompok bawah lebih mementingkan roda ekonomi keluarga yang belum mapan sehingga pendidikan karakter bagi anak mereka terlupakan. Dengan tipe keluarga seperti ini proses pengenalan pendidikan karakter dalam internal keluarga tidak berjalan sebagaimana mestinya.
- Telah kita ketahui bahwa lingkungan berperan besar dalam pembentukan karakter seorang anak. Betapapun bagusnya sebuah keluarga dalam mengajarkan pendidikan karakter di rumah namun jika lingkungan bergaul anak tersebut tidak mendukung, sudah pasti proses ini akan gagal.
Indonesia sendiri adalah negara yang sedang berkembang. Berbagai macam informasi masuk dan dikonsumsi masyarakatnya dari yang muda hingga tua. Tentu ini bagus. Akan tetapi kemampuan menganalisa dan menyaring informasi tersebut masih belum dimiliki pelajar kita.
Dalam hal ini, informasi yang telah dikonsumsi dengan tanpa adanya kemampuan mengkritisi akan menjadi karakter bagi seorang anak yang membentuk kepribadiannya.
- Kurikulum dan pendidik. Dalam praktiknya di lapangan, pemerintah telah merevisi berkali-kali kurikulum nasional yang menekankan akan pentingnya nilai-nilai karakter diterapkan dalam pembelajaran. Beberapa di antaranya adalah kejujuran, religius, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, dsb.
Keseriusan pelaksana pendidikan dalam hal ini guru masih belum maksimal. Pembelajaran di kelas masih menitik beratkan murid kepada kemampuan kognitif saja. Orientasi pembelajaran masih banyak dipengaruhi oleh nilai rapor bukan internalisasi karakter itu sendiri. Lebih parah lagi, dikotomi mata pelajaran eksakta dan sosial-bahasa menambah keruh rekam jejak pendidikan selama ini. Setiap sekolah lebih mementingkan rasa gengsi mereka untuk meluluskan anak didiknya dalam memasuki PTN favorit. Tentu ini hal yang baik namun tendensius melupakan tujuan utama pendidikan, yaitu character building.
- Upaya Menanamkan Pendidikan Karakter
Berikut merupakan upaya yang dapat kita lakiukan untuk menanmkan pendidikkan karakter pada anak di sekolah
- Dengan menjelaskan pentingnya pendidikan karakter dengan menggunakan bahan-bahan audio visual.
Dengan bantuan media audio dan visual ini juga diperlukan kekompakan dari semua civitas sekolah dan fasilitas sekolah agar stimulus pendidikan karakter ini bisa berjalan sesuai dengan harapan sekolah. Dengan metode ini juga penting bagi sekolah untuk memberikan fasilitas pendukung untuk mampu menjadi media untuk memaksimalkan pendidikan karakter pada siswa. Adapun media audio visual ini bisa berbentuk training motivation atau dengan pengajian rutin yang dilaksanakan sekolah.
- Melakukan diskusi bersama siswa tentang sikap dan perilaku yang baik. Mendiskusikan dengan siswa bisa digunakan guru dari jam kosong sekolah atau bisa juga dengan cara diseminasi pada waktu waktu tertentu. Lebih baik lagi jika sekolah memberikan waktu khusus untuk menerapkan pendidikan karakter ini pada siswa. Seperti saat upacara setiap hari senin atau saat waktu kosong. Jika di SMKN 1 Kaligondang kami mendiskusikan pendidikan karakter ini dalam kehidupan keseharian siswa di sekolah dan pada saat pembelajaran P5, pada saat perwalian dengan wali kelas dengan stimulasi pendidikan karakter pada anak didiknya.
- Memberikan contoh-contoh perilaku yang positif kepada siswa.
Pendidikan percontohan atau dengan metode mencontohkan merupakan salah satu upaya terbaik agar siswa dan peserta didik lainnya mampu untuk bisa mengikuti jejak guru guru untuk bisa menjadi pribadi yang berkarakter unggul. Dengan metode ini juga siswa tidak bisa berkutik jika ditegur oleh guru atau civitas lainnya, karena pada dasarnya setiap anak akan berontak jika mereka ditegur oleh seseorang yang tidak bisa mencontohkan hal yang tidak dilakukan oleh seseorang. Sebagai contoh paling simpel adalah orang tua perokok aktif tidak akan didengar oleh anak anaknya jika anaknya ikut merokok. Karena mau bagaimanapun anak adalah cerminan dari orang tua.
- Menambahkan nilai-nilai karakter seperti kejujuran, kerendahan hati, dan percaya diri dalam pelajaran.
Hal yang sulit tapi harus bisa direalisasikan dalam kehidupan sehari hari adalah menambahkan nilai-nilai karakter seperti kejujuran, kerendahan hati, dan percaya diri dalam pelajaran. Kenapa hal ini sulit? Karena negara kita fokus pada nilai atau angka bukan kejujuran anak dalam menjalani kehidupan. Maka dari itu banyak perilaku anak yang tidak jujur seperti mencontek karena memang beginilah kehidupan di negara Konoha, Nilai adalah segalanya bahkan di atas sebuah kejujuran. Anak yang jujur dengan nilai apa adanya akan kalah dengan mereka yang memiliki nilai tinggi dari hasil yang tidak jujur.
- Mengadakan kompetisi karakter untuk meningkatkan prestasi siswa.
Mengadakan kompetisi karakter bisa berbentuk beberapa jenis kompetisi seperti :
- Kompetisi Story Telling Karakter. Kompetisi ini mengajak siswa untuk bercerita mengenai karakter positif yang mereka miliki. Peserta diminta untuk menceritakan tentang pengalaman mereka dalam mengambil tindakan berdasarkan karakter positif yang mereka miliki. Pemenang akan dipilih berdasarkan kreativitas dan kekuatan dalam menceritakan pengalaman mereka.
- Kompetisi Debat Karakter. Kompetisi ini mengajak siswa untuk berdebat tentang masalah karakter. Peserta diminta untuk menganalisis masalah karakter dan mengemukakan pendapat mereka dengan cara yang konstruktif. Pemenang akan dipilih berdasarkan kemampuan mereka dalam menganalisis masalah dan mengemukakan pendapat mereka secara logis dan persuasif.
- Kompetisi Menulis Karakter. Kompetisi ini mengajak siswa untuk menulis tentang karakter positif yang mereka miliki. Peserta diminta untuk menuliskan tentang pengalaman mereka dalam mengambil tindakan yang berdasarkan karakter positif yang mereka miliki. Pemenang akan dipilih berdasarkan kemampuan mereka dalam menyampaikan pesan karakter dengan cara yang menarik dan menginspirasi.
- Kompetisi Desain Karakter. Kompetisi ini mengajak siswa untuk membuat desain karakter yang mencerminkan karakter positif yang mereka miliki. Peserta diminta untuk menggunakan kreativitas mereka dalam membuat desain yang mencerminkan karakter positif yang mereka miliki. Pemenang akan dipilih berdasarkan kreativitas dan kemampuan mereka dalam menyampaikan pesan karakter melalui desain.
- Kompetisi Video Karakter. Kompetisi ini mengajak siswa untuk membuat video tentang karakter positif yang mereka miliki. Peserta diminta untuk menggunakan kreativitas dan kemampuan mereka dalam membuat video yang mencerminkan karakter positif yang mereka miliki. Pemenang akan dipilih berdasarkan kemampuan mereka dalam menyampaikan pesan karakter melalui video.
- Melakukan kegiatan ekstrakurikuler yang menanamkan nilai-nilai karakter. Ada beberapa jenis ekstrakurikuler yang dapat menanamkan nilai nilai karakter diantaranya adalah :
- Karate: Membantu anak-anak untuk mengembangkan rasa disiplin dan konsentrasi yang tinggi.
- Seni Musik: Membantu anak-anak mengembangkan kreativitas dan menumbuhkan rasa kecintaan terhadap seni.
- Pendidikan Agama: Membantu anak-anak mengenal nilai-nilai luhur agama dan menanamkan nilai-nilai kebaikan.
- Olahraga: Membantu anak-anak mengembangkan rasa kebersamaan dan semangat kejuangan.
- Pelatihan Komunikasi: Membantu anak-anak mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan meningkatkan rasa percaya diri.
- Memberikan pujian atau penghargaan kepada siswa yang berprestasi.
Minimal sekolah mampu memberikan pujian atau ucapan selamat kepada siswa yang berprestasi lebih baik lagi jika sekolah mampu memberikan apresiasi berupa beasiswa kepada siswa yang berprestasi. SMKN 1 Kaligondang menjadikan apresiasi sebagai salah satu bentuk terima kasih kepada siswa agar mereka termotivasi dan merasa dihargai atas semua kerja kerasnya dalam menggapainya. Maka dari itu SMKN 1 Kaligondang mampu memberikan stimulus kepada siswa agar mereka mampu meraih prestasi yang maksimal.