Greysia Polii adalah salah satu pemain bulu tangkis Indonesia. Ia dikenal sebagai pemain untuk kelas ganda putri maupun ganda campuran. Ia menyukai bulu tangkis sejak usia lima tahun. Ibunya rela menjual bajunya untuk membelikan Greys kecil sebuah raket agar ia dapat berlatih secara maksimal.
Greys sekeluarga yang awalnya tinggal di Manado pun akhirnya pindah ke Jakarta demi kepentingan karier Greys. Greys kemudian bergabung di pelatnas sejak tahun 2003 dan dilatih oleh Richard Mainaky and Aryono Miranat.
Di kelas ganda campuran, ia pernah berpasangan dengan Muhammad Rijal dan Tontowi Ahmad. Sementara di kelas ganda putri, ia pernah dipasangkan dengan Heni Budiman, Jo Novita, Vita Marissa, Nitya Krishinda Maheswari, dan kemudian digantikan oleh Meiliana Jauhari. Bersama Meiliana, pemain bulu tangkis yang akrab disapa Greys ini menempati peringkat terbaik ke-8 sedunia untuk kelas bulu tangkis ganda putri.
Pasangan Greys dan Jo mulai ikut di tim Piala Uber Indonesia sejak tahun 2004 dan juga tahun 2008. Pada pertengahan tahun 2008, Greys berganti pasangan dengan Nitya Krishinda Maheswari, karena usia Jo Novita yang tidak muda lagi dan tidak bisa diharapkan membangkitkan prestasi di sektor ganda putri.
Di awal tahun 2009 prestasi Greysia Polii dengan Nitya belum menunjukkan prestasi, apalagi dengan hengkangnya Vita Marissa dari pelatnas, maka pelatnas memutuskan untuk mengganti pasangan Greys lagi, kali ini bersama Meiliana Jauhari.
Namun, Greys harus mengalami perpisahan kembali pada Januari 2013. Ganda putri Greysia /Meiliana akhirnya harus berpisah dan sudah mempersiapkan diri bersama calon pasangan baru mereka masing-masing pada sejumlah turnamen ke depan.
Greysia akan dipasangkan dengan Anggia Shitta Awanda, pemain muda yang bersama Shela Devi Aulia merupakan peraih medali perak World Junior Championships 2011. Greysia/Anggia akan mulai bermain di German Open Grand Prix Gold dan All England.
Setelah sering berganti pasangan. Pada 2017 Greysia dipasangkan dengan Apriyani Rahayu. Apriyani Rahayu adalah atlet kelahiran 1998 yang berarti saat itu ia baru berusia 19 tahun. Apriyani baru saja mentas dari level junior ke level senior.
Berpasangan dengan Greysia Polii,tentu merupakan berkah dan beban di saat bersamaan bagi Apriyani. Berkah karena itu berarti Apriyani langsung melesat masuk proyeksi sebagai andalan. Dan beban karena Apriyani harus bersiap dengan target-target utama lantaran Greysia Polii adalah tulang punggung ganda putri Indonesia di dekade 2010-an.
Dari semua tantangan itu mereka bisa menghadapi nya. Prestasi mereka kian meningkat seiring berjalannya waktu. Hingga Greysia/Apriyani tak butuh waktu lama untuk melejit dan menjadi ganda putri top 10 dunia. Puncaknya dari prestasi Greysia/Apriyani tentu adalah medali emas Olimpiade Tokyo 2020.
Hingga pada usianya yang menginjak 34 tahun, Greysia memutuskan untuk gantung raket. Ia mengumumkan keputusannya itu secara resmi dalam sebuah acara bertajuk Testimonial Day Greysia Polli yang digelar menjelang final Indonesia Masters 2022 di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.
Penulis: Dina Fitria Salsabila